Ada sesuatu yg saya sebut bagian dari citra diri / perwakilan citra diri yg bisa diukur secara ilmiah. Sejak thn 1967,seorang konsultan manajemen bernama Dr. Paul Stoltz telah mempelajari bagaimana manusia menanggapi kesusahan. Lewat karyanya yg mendalam dgn lebih dari 100 perusahaan; ia telah mengevaluasi apa yg ia sebut Adversity Quotient (Kemampuan Mengatasi Hambatan) dari lebih 100,000 orang. Adversity Quotient adalah ukuran tentang bagaimana Orang Yg bersangkutan mempersepsikan tantangan² & seberapa baik mereka menghadapinya.
Dr. Stoltz mengatakan bahwa mempunyai AQ yg tinggi itu semakin penting sementara manusia semakin sulit beroperasi di dunia ini. Secara rutin ia survei klien²nya menyangkut banyaknya kejadian² buruk yg mereka hadapi setiap harinya,entah penerbangan yg ditunda atau dibatalkan,atau seorang klien kunci yg pindah kepada Kompetitor. Katanya bahwa sepuluh tahun yg lalu, angka rata² adalah 7; lima tahun yg lalu 13, hampir 2 kali lipat; pada tahun 1999 ,23.
Dr. Stoltz mendefinisikan orang yg tinggi AQ nya begini:
1. Mereka tdk menyalahkan orang lain atas kesusahan / kemunduran yg mereka hadapi;
2. Mereka juga tdk menyalahkan diri sendiri;mereka tdk memandang kemunduran² yg terjadi itu sebagai mencerminkan keburukan mereka sendiri.
3. Mereka percaya bahwa masalah² yg mereka hadapi itu terbatas ukurannya & durasinya,dan dapat diatasi.
Kalau Anda bandingkan karakteristik ini dgn apa yg baru kita bahas tentang Kepribadian Sukses sebagai pemicu Mekanisme Sukses Otomatis , Akan Anda Lihat kecocokan ide² saya dgn temuan² Dr. Stoltz.
Bisakah anda tingkatkan AQ anda? Jelas. Keseluruhan upaya Dr. Stoltz di tingkatan perusahaan itu adalah menyediakan program² pelatihan yg membantu keseluruhan organisasinya meningkatkan AQ mereka. Pendekatannya mencakup menanggalkan beban orang² dari asumsi² AQ yg rendah ,seperti ketidak berdayaan ,keraguan diri,masalah yg tak teratasi ,dan sikap menyalahkan orang lain atau rasa bersalah. Ini sama dgn memodifikasi / menguatkan citra diri. " menanggalkan beban" atau "memerdekakan" sama dengan "menguatkan". Anda dapat penguatkan dgn mengurangi.
Ini, bukan suatu kebetulan,adalah sejalan dgn segala yg telah saya amati menyangkut orang² yg didiagnosa menderita penyakit parah. Ada orang yg mudah menerima bahwa masalahnya adalah sedemikian besar sehingga mereka tidak berdaya ,merasa malu & bersalah,dan menyalahkan diri sendiri krn lemah ,dan menyalahkan orang lain ,Yang maha Esa,atau takdir krn kondisi mereka. Ada juga yg ketika dihadapkan dgn penyakit yg sama melemahkannya,menunjukkan tiga karakteristik AQ yg tinggi itu,dan sangat agresif dlm menghadapi kondisi mereka dg segala cara ,mulai dari riset aktif,pendidikan diri & keterlibatan langsung dlm perawatan medis mereka, hingga menemukan cara² untuk melanjutkan kegiatan yg berarti serta memenuhi. Saya suka mengamati,umpamanya ,bahwa Elizabeth Taylor & Cristopher Reeve itu mempunyai AQ yg tinggi. Elizabeth Taylor telah beberapa kali bersinggungan dgn maut,beberapa kali menjalani operasi ,termasuk bedah pinggul,dua kali menjalani rehabilitasi kecanduan di Betty Ford Clinic,sebelum akhir nya benar² terbebas. Tetapi ia berjuang keras untuk mempertahankan kecantikannya,keanggunannya,& rasa humornya. Ia tetap aktif di industri hiburan (di tahun 2000 masih membuat film TV), dalam bisnis (dgn bisnis parfum yg sukses), & dlm karya amal (mendirikan upaya pengumpulan dana besar²an yg pertama untuk riset AIDS). Christopher Reeve,yg lumpuh akibat kecelakaan sewaktu menunggang Kuda , terus menjalani kehidupan yg sukses serta berarti suami & ayah yg pengasih ,penulis ,pembicara profesional,& sutradara film,padahal turun dari tempat tidur saja menuntut upaya luar biasa ,waktu berjam-jam, & bantuan dari pemberi jasa.
PERJALANAN MEMANCING DARI NERAKA
Saya sedang makan siang dgn beberapa orang teman yg baru saja kembali dari perjalanan memancing bersama-sama. Ketika saya tanyakan tentang perjalanan mereka itu, mereka semua senada menggambarkan perjalanan tersebut sebagai diwarnai dg bencana demi bencana--- cuaca buruk,lemari pendingin tempat menyimpan makanan hanyut disungai,salah seorang dari mereka sakit perut,& sebagainya."Jadi, bagaimanakah kalian nilai perjalanan tersebut?" saya bertanya.
"Yang terbaik", kata seorang."Benar² seru".
Dalam perjalanan tersebut,mereka bersikap dg AQ yg tinggi & meraih sukses dlm berbagai kejadian buruk. Seandainya mereka dpt memandang kehidupan sehari-hari mereka seperti itu,mereka akan jauh lebih bahagia & sukses 365 hari setiap tahunnya. Demikian pula kita semua. Tentu, urusan sehari-hari mungkin lebih penting daripada serangkaian komedi kekeliruan di akhir pekan dihutan. Yang jelas, tragedi² kehidupan seperti penyakit parah,kehilangan kasih, & sebagainya, adalah jauh lebih penting. Tetapi,kebanyakan sukses itu ada hubungannya dg ekspektasi & respons. Kalau kita dibebani dg ekspektasi yg tdk masuk akal terhadap diri sendiri krn tdk adil membandingkan diri dg orang lain / krn bersikeras sempurna,atau dibebani dg ekspektasi yg tdk masuk akal bahwa kehidupan itu sendiri seharusnya sepenuhnya lancar atau sepenuhnya tdk memuaskan,dg respons "hitam atau putih" terhadap segalanya,beban² ini akan menghancurkan kita.
DONGENG TENTANG MENANGGALKAN BEBAN
Coba anda renungkan relevansinya dg kemerdekaan kepribadian sukses anda.
Alkisah seorang penempuh perjalanan yg jelas² kelelahan, di jalan yg berdebu,dg memanggul sebuah batu besar di pundakknya,tas punggung penuh dg batu bata,sebuah labuh besar diatas kepalanya,& ilalang terlibat di sekeliling kakinya sehingga ia hanya mampu melangkah pendek². Seperti yg dpt anda bayangkan,ia berjalan dg susah payah ,bungkuk,kemajuannya lamban & berat,pergumulan fisiknya luar biasa.
Seorang yg duduk ditepi jalan menyapanya & bertanya ,"mengapakah anda membebani diri dg batu yg demikian besar & berat di pundak anda ?"
Secara tak terduga sang penempuh perjalanan menjawab ,"Hmm,,sebelum anda menyinggungnya,sesungguhnya saya tdk memperhatikannya lho, bahkan saya juga tidak memikirkan mengapa saya membawanya". Setelah beberapa merenung , sang penempuh perjalanan menurunkan batunya,meninggalkannya ditepi jalan ,melanjutkan perjalanannya,sedikit lebih tegak,sedikit lebih cepat.
Tidak jauh dari sana,ia berjumpa dg seorang lainnya yg menanyakan soal ranselnya yg penuh batu bata itu. " Hmm. Untung anda menanyakannya", kata sang penempuh perjalanan. "Sebelumnya tidak terlalu saya perhatikan,apa yg saya bawa dalam ransel saya". Ia keluarkan semua batu tersebut ,meninggalkannya ditepi jalan,& melanjutkan perjalanannya.
Tidak jauh dari sana,seorang anak yg sedang bermain di pinggir jalan memanggilnya." Hei tuan, mengapakah kaki tuan dililit dg ilalang seperti itu?"
Sang penempuh perjalanan pun mengeluarkan pisau sakunya & memutuskan ilalang tersebut.
Satu per satu ,yg berada di tepi jalan itu menyadarkan sang penempuh perjalanan tentang beban²nya yg tdk perlu. Jadi, satu per satu ,ia peroleh kesadaran baru,menolak beban lamanya & meninggalkannya di tepi jalan. Akhirnya ,ia benar² bebas, & berjalan tegak lurus selayaknya manusia.
Apakah masalahnya itu batu besar,batu kecil dan ilalang itu? Sama sekali bukan. Masalah satu² nya adalah ketidak-sadarannya akan semua itu.
LATIHAN MENTAL
Buatlah daftar tentang masalah (atau problem)yg mungkin anda bawa². Ambillah batu sungguhan & dg spidol tuliskan 1 beban emosional pd setiap batunya. Masukkanlah semua batu itu ke dalam ransel & taruhlah di tempat duduk belakang mobil anda. Ketika berangkat setiap paginya,keluarkanlah ransel tersebut & angkatlah beberapa kali, sambil berkata pada diri sendiri,"hari ini akan kutinggalkan batu² ini di mobil. Akan kujalani hari ini tanpa membawa-bawa batu ini". Ketika pulang,keluarkanlah tas & kepunyaan anda yg lain dari mobil,tetapi tinggalkanlah ransel itu & katakanlah kepada diri sendiri," aku akan rileks & menikmati malam ini tanpa membawa-bawa batu itu".
No comments:
Post a Comment