Monday, January 31, 2022

BAGAIMANA MUNGKIN MENJALANI HIDUP TANPA ADA RASA KHAWATIR ( WAS -WAS )

Beberapa Sahabat di Komunitas PERIKSHA ,meragukan & mempertanyakan bagaimana mungkin kehidupan yang penuh pernak pernik ini kita lalui tanpa rasa khawatir,takut,was² & sedih.

Mari kita merenung & mengingat firman Tuhan ,"Siapapun yang mengikuti Petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran & tidak pula Bersedih hati"

Itu merupakan Janji Tuhan Yang Maha Suci. Dengan demikian bila kita taat pada semua aturan main-Nya / selalu berjalan dlm koridor-Nya, pasti bakal mendapatkan kebahagiaan hakiki ,yaitu ketenteraman tanpa rasa khawatir & bersedih hati.

Lalu mengapa kita masih merasakan cemas,was² & khawatir??

Tiada lain disebabkan oleh sudut pandang/paradigma/persepsi/pola pikir kita yg salah atau tdk sesuai dg aturan main-Nya. Untuk itu kita harus berani mengubah sudut pandang / paradigma kita selama ini dg persepsi yg sesuai aturan  main-Nya. Dalam upaya mengubah sudut pandang/persepsi/pola pikir,kita harus merenung/ bertafakur untuk memperoleh sebuah kesadaran (Wù).

Nabi Isa / Jesust  bersabda : " Jangan Khawatirkan akan hari esok" 

Kemudian Nabi Ibrahim/ Abraham / Brahma  bersabda :" Aku tidak khawatir dengan apa² yang dijaminkan Tuhan untukku"  ( yang dijaminkan di sini maksudnya adalah materi,suami/istri,anak & faktor luar lainnya,sedangkan faktor dalam atau keindahan Qolbu merupakan hasil karya kita sendiri)

Mungkin sebagian dari kita lantas berpikir,bagaimana mungkin tidak memikirkan hari esok (masa depan)? " Aku harus bekerja & menabung,ikut asuransi untuk hari tua, segalanya harus kupersiapkan"

Benar sekali! Memang kita sebagai manusia diciptakan dan diperintahkan untuk harus selalu berusaha,tapi tidak boleh disertai rasa Khawatir ! Dalam hal ini ikhtiar & berserah diri harus berjalan seiring,sehingga terkikis rasa khawatir tersebut.

Thomas Carlyle-penulis asal Skotlandia ( 1795-1881) mengatakan " Our main business is not to see what lies dimly at a distance,but to what lies clearly at hand- tindakan utama yang harus kita lakukan bukanlah melihat apa yang terletak samar² di kejauhan,melainkan melakukan apa yang kelihatan jelas di depan mata." Singkat kata ,janganlah kita berpanjang angan memikirkan yang belum tentu terjadi. Fokuslah pada tujuan dgn melakukan ikhtiar saja.

Seperti pernyataan Andre Maurois- penulis asal Perancis," Sesuatu yang cocok serta sesuai dengan keinginan pribadi kita kelihatan benar,sebaliknya segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita membuat kita marah." Karena itu tidak mengherankan jika kita sulit meraih bahagia.

Bagaimana dengan rasa sedih ?

Rasa sedih yg berkepanjangan biasanya disebabkan oleh kesulitan menerima suatu fakta dengan ikhlas. Hal ini juga di kemukakan oleh Lin Yu Tang ,seorang Filsuf China,"Ketenangan Jiwa yang sejuk berasal dari kesediaan menerima hal yang paling buruk".

Banyak diantara kita tidak mau menerima realitas yang paling buruk,apapun itu yang membuat kita tidak nyaman. Hal ini akan menjadikan hidup kalut tak terperi.

Bila kita sedih ,pikiran kita pasti tidak fokus,melanglang kesana kemari.Rasa binggung akan menghilangkan kekuatan diri dalam mengambil tindakan (ikhtiar). Cobalah berhenti sejenak dan merenung (Stop and Think), berjuang melawan emosi atau ego diri, otomatis hati ini menjadi tenang & dapat menerimanya.
Selanjutnya kita menempatkan diri sebaik²nya sehingga fokus pada tujuan(kebahagiaan hakiki) untuk meraih kesadaran² & kemudian Berikhtiar.






(PERKUMPULAN PEMILIK IZIN KHUSUS SENJATA API BELA DIRI INDONESIA)

Sunday, January 30, 2022

PEMBANGKITAN SEDULUR PAPAT KALIMO PANCER


             Kekuatan yang sangat besar yang ada pada manusia antara lain karena keterlibatan Malaikat Langit yg diturunkan oleh Allah ta’ala untuk membantu manusia sebagai kalifah di Bumi. Oleh tradisi kejawen hal ini disebut Makdum Sarpin atau yg terkenal dengan ILMU SEDULUR PAPAT KALIMO PANCER. Dasar dari pemahaman ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an sbb:

1. QS13: Ar-ra’d : 11

Lahu mu’aqqibaatun min bayni yadayhi wamin khalfihi yahfazhuunahu min amri allaahi inna allaaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim wa-idzaa araada allaahu biqawmin suu-an falaa maradda lahu wamaa lahum min duunihi min waalin.

 Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

3. QS 6: Al-Anaam:61

“wahuwa alqaahiru fawqa ‘ibaadihi wayursilu ‘alaykum hafazhatan hattaa idzaa jaa-a ahadakumu almawtu tawaffat-hu rusulunaa wahum laa yufarrithuuna”

 Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.

 SAUDARA-SAUDARA HALUS

Saudara halus – sedulur alus yang tidak berbadan fisik itu menurut kepercayaan tradisional Jawa  selalu membantu saudaranya yang manu-sia dengan jalan menyertai, melindungi, membantu supaya saudaranya yang manusia menjalani kehidupannya dengan selamat, sehat, sejahtera selama hidup dibumi ini. Tugas sedulur alus tersebut sesuai dengan paugeran ketentuan dari Gusti. Saudara halus itu jumlahnya banyak, mari kita coba mengenali mereka:

 1.  KAKANG KAWAH Kakak Kawah, yang keluar dari rahim ibu, sebelum sibayi. Warnanya putih, tempatnya DI KANAN dilambangkan sebagai MALAIKAT JIBRIL A.S. bertugas membawa wahyu/ berita, Sebagai pem-bawa ilmu pengetahuan, karena dgn ILMU, manusia dapat sejahtera hidupnya, dan terhindar dari kebodohan yg membuat dirinya menderita. Maka orang yang bermaqom MALAIKAT JIBRIL biasanya cerdas mempunyai ilmu laduni, dan doa2nya biasanya makbul dll.

 

2. GETIH : Darah yang keluar dari rahim ibu sewaktu melahirkan. Darah merupakan transpotasi sari-sari makanan ke seluruh tubuh, sehingga seluruh sel-sel dpt hidup. Warnanya merah, tempatnya DI KIRI, dilamba-ngkan sebagai Malaikat MIKAIL A.S. bertugas sebagai pembawa rezeki, biasanya orang yang bermaqom MALAIKAT MIKAIL kehidupanya berke-cukupan dan mudah memperoleh hal rezeki apapun dan doanya makbul.

 3. TALI ARI-ARI (TALI PUSAR):  yang dipotong sesudah kelahiran bayi. Warnanya hitam, tempatnya di depan. Dilambangkan sebagai MALAIKAT ISROFIL A.S, bertugas meniup terompet di-hari kiamat, biasanya orang yang bermaqom MALAIKAT ISROFIL berwibawa dan mempunyai kemam-puan menundukan semua makhluk, doanya makbul dll.

 

4. ARI-ARI (BALI) Adik ari-ari, yang keluar dari rahim ibu, sesudah si bayi. Warnanya kuning, tempatnya di belakang. Dilambangkan sebagai MALAIKAT IZROIL A.S. Biasanya orang yang bermaqom malaikat Isrofil memiliki kekuasaan tinggi, berwibawa dan mempunyai kemampuan menundukan semua makhluk, doanya makbul dll.

Para saudara halus ini mempunyai tugas untuk membantu manusia didalam menjalani Kehidupan sehari-hari. Jadi, memang benar saudara halus manusia itu ada banyak, mereka juga sering disebut sedulur sinarawedi- saudara terdekat. Dari sudut kebatinan, ada yang menyebut mereka MAKDUM SARPIN”.


Thursday, January 27, 2022

RAS RAKSASA



Dunia ilmu pengetahuan modern sebenarnya sudah tahu dan paham akan adanya ras "raksasa" yang pernah hidup di lingkungan kita. Beberapa diantaranya malah hidup berdampingan dengan manusia modern.

Tetapi memang jadi cukup rumit ketika kita berusaha mencari mata rantai ras raksasa ini dengan ras manusia modern. Sebaran artefak berupa jejak kaki, tulang belulang hingga hasil budaya ras raksasa tersebar masif di seluruh penjuru dunia. Dan itu amat sulit dipungkiri, walau keilmuan modern berusaha menyembunyikannya dalam FORBIDEN ARCHEOLOGY. Karena bila dibuka secara transparan akan bisa merontokkan banyak keilmuan yang sudah mapan dan dipercayai saat ini, semisal : agama, arkeologi, anthropologi, kesehatan dan banyak lainnya.

Bagaimana dengan kehidupan ras raksasa di Indonesia ? Cukup banyak juga bukti sebarannya. Ambil contoh di Jawa, temuan artefak tulang raksasa dinamakan BALUNG BUTHO atau tulang berukuran besar. Dan banyak sekali titik temuan dari ujung barat hingga timur Jawa. Didalam cerita legenda ada : Ratu Boko, Dewata Cengkar dan lainnya. Yang dideskripsikan mempunyai ukuran tubuh 1.5 hingga 2 kali ukuran manusia modern. Dunia memberi nama ilmiah sebagai Meganthropus.

Dilain sisi ada hasil persilangan masa lalu yang DNA nya kembali muncul pada anak keturunan jauhnya, tapi dunia kedokteran mengesampingkan hal itu dan menyebut adanya kelainan pada kelenjar tyroid yang menyebabkan fenomena gigantisme.

Apapun yang anda percayai tentang ras raksasa ataupun yang anda sangkal keberadaannya ..... adalah tantangan bagi ilmu pengetahuan, karena dipercaya ras ini sudah menguasai teknologi tinggi dijejak dari artefak peninggalannya (terutama bangunan), jauh melebihi kemampuan manusia modern saat ini.

Saatnya merenungi dan berpikir, apa yang hendak diajarkan TUHAN kepada kita atas sejarah ras raksasa yang kini punah itu ...

Jaya Wijayanti Rahayu.

Sunday, January 23, 2022

Melestarikan Sesaji sebagai Adat Budaya Nusantara

Di bumi Nusantara ini, hampir semua upacara adat menggunakan sesajen. Misal mau menempati rumah baru. Atau Upacara pernikahan adat Jawa.

Dalam tradisi Jawa, sesajen biasanya akan disiapkan sebelum pemasangan tarub dan bekletepe. Sesajen yang disajikan diantaranya berupa nasi tumpeng, berbagai macam buah-buahan, lauk-pauk, penganan (kue jajan pasar), minuman, bunga, jamu, daging kerbau, gula kelapa dan sebuah lentera. 

Umumnya perangkat dan isi sesajen hampir serupa pada setiap daerah.
Sajen atau sesaji adalah tradisi yang masih menjadi perdebatan. Bukan karena dianggap kono dan aneh tetapi sesajen memiliki makna dan spirit unik, dinilai sangat sakral. 

Ritual yang merupakan warisan dari budaya Hindu dan Budha ini juga dilakukan sebagian masyarakat Jawa yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisi. Lebih dikenal dengan Kedjawen.

Dalam Kedjawen, sesajen merupakan bentuk sopan santun kepada “Mahluk Halus” yang termasuk dalam kategori Pihak Lain (Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, Orang Lain, dlsb) yang ada di sekitar kita. 

Oleh sebab itu, masih banyak yang menganggap tradisi sesajen kedjawen sirik dan dipandang mistik.

Budaya sesajen harus diluruskan, yakni makanan harus diberikan kepada orang lain agar tak mubazir. Selain itu stigma masyarakat akan tradisi sesajen harus diubah. 

Bukan lagi sebagai bentuk menghormati para sesepuh tetapi sebagai rasa syukur Kurunia_Nya.
Sehingga kegiatan dalam upacara adat, termaksud kedjawen bisa dimasukan sebagai sebuah kebudayaan yang patut dilestarikan dengan tujuhan menarik wisatawan. 

Mengingat Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki beragam kebudayaan dan budaya yang masih berkembang hingga saat ini. 

Adanya beragam suku, dan agama di masyarakat jawa dan di temukan sistem nilai-nilai budaya.

Rahayu.

Friday, January 21, 2022

Nusantara pernah menguasai 2/3 DUNIA


Kekaisaran apa yang pernah berjaya menguasai Dunia?

Persia,Romawi,Mongol,Ottoman,Inggris.

ya itu semua benar & Sejarah membuktikannya.

Tapi ada satu hal yang terlupakan.

Sebuah Kerajaan Besar yang tidak disangka tapi ini nyata.

ialah Nusantara.

Majapahit dan Sriwijaya adalah kedua Kerajaan yang pernah menguasai daerah banyak.

Tapi ini lebih besar dari itu.

Ialah Nusantara Empire / Kekaisaran Nusantara.

Gak percaya? oke Check it out :

 

Untuk yang berhubungan dengan sejarah Nusantara, kami berhasil menemukan bahwa:

Sejarah Nusantara tidak sekerdil sejarah yang tertulis di buku-buku pelajaran sejarah sekolah yang resmi atau literasi sejarah yang ada.

“Bahkan lebih dari itu, kami menemukan bukti tentang kebesaran leluhur Nusantara yang disekitar 10.000 tahun sebelum masehi sudah menguasai Dua Per-Tiga Bumi”.

Data yang kami peroleh terdapat di beberapa relief dan prasasti yang dapat dilihat dan dimengerti oleh semua orang.

Selain itu kami juga berhasil memetakan dan mendokumentasikan lebih dari 20 jenis aksara purba asli Nusantara yang dapat dipakai untuk membaca prasasti dan rontal-rontal kuno.

Berhubungan dengan pencitraan sejarah sebagai mitos, kami juga berhasil menemukan bukti bahwa beberapa cerita mitos itu adalah benar adanya, bukan hanya sekedar cerita pengantar tidur atau celoteh dongeng keheroikan belaka (seperti keberadaan Kerajaan Hastina Pura, Kerajaan Ngamartalaya, Kerajaan Dahana Pura, Kerajaan Gilingwesi, dll.)

Kami juga berhasil memetakan periodesasi terciptanya bumi sampai ke titik akhir menjadi tiga:
– Jaman Kali [Jaman Besar], dan setiap Jaman Kali kami bagi menjadi tujuh.
– Jaman Kala [Jaman Sedang], dan 1 Jaman Kala kami bagi menjadi tiga
– Mangsa Kala [Jaman Kecil], serta berhasil mengurutkan sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara yang mayoritas dihilangkan dari sejarah resmi.

Kebesaran Nusantara di masa lalu sangat erat kaitannya dengan kebesaran tradisi yang pernah ada di Nusantara. Namun sayangnya kebesaran tradisi kita itu telah dihilangkan dengan masuknya Asing .

Padahal ada beberapa teknologi terapan masa lalu yang sangat efektif dan menjadi kekuatan kehormatan dari kebesaran leluhur kita yang sebetulnya masih sangat relevan untuk digunakan oleh generasi kita sebagai pewaris teknologi tersebut, namun kita tidak pernah menyadarinya.

Sebagai contoh, dalam Kitab Negara Kertagama terdapat aturan bahwa setiap Adipati harus menghadap ke pusat kerajaan [Kerajaan Induk] setiap 35 hari sekali.

Diandaikan bila hal itu terjadi di era Kerajaan Majapahit, Adipati dari Kadipaten Magadha [sekarang Bandung] untuk mencapai ke Trowulan pasti butuh waktu lebih dari dua minggu. Karena pada masa itu belum ada jalan raya dan mayoritas daerah sepanjang perjalanan masih berupa hutan belantara, juga belum terdapat sarana transportasi modern seperti saat sekarang ini.

Belum lagi para Adipati yang memerintah di luar pulau Jawa, seperti Adipati dari Kadipaten Tamgaram [sekarang Lampung] atau Adipati dari Kadipaten Madagascar [pulau dekat benua Afrika], bagaimanakah dan apakah sarana transportasi mereka untuk menghadiri Pisowanan Agung setiap 35 hari sekali itu.

Untuk perbandingan, saat gempa besar melanda Padang ternyata bantuan yang lewat darat sampai lebih dari sebulan kemudian belum bisa merata ke daerah Padang Pariaman, hingga hanya bisa didistribusikan melalui transportasi udara. Bisa dibayangkan teknologi jenis apakah yang dipakai oleh para Adipati kita pada jaman Majapahit untuk berpindah tempat pada saat itu, di saat mereka masih harus menembus medan yang tidak ada jalannya yang penuh dengan hutan belantara, bahkan sebagian harus menyeberangi lautan yang luas, sementara mereka sendiri masih harus menjalankan roda pemerintahan di Kadipaten-nya masing-masing.

“Maka kamipun kemudian sadar bahwa ada tekanan dari beberapa negara besar yang mendorong supaya kita melupakan dan menyepelekan tradisi asli kita, karena hanya dengan tradisi warisan leluhur, maka kita bisa bangkit dari keterpurukan, juga semangat nasionalisme generasi muda akan menjadi bangkit lagi kalau kita berhasil menunjukkan ke mata dunia bahwa kita bukanlah Negara kecil”.

Kita akan sanggup membantah setiap klaim dari Malaysia, karena terdapat juga bukti bahwa kita bangsa asli Nusantara bukanlah orang Melayu dan orang Melayu pada masa lalu hanyalah prajurit biasa dari wilayah yang menginduk kepada Nusantara di era kerajaan-kerajaan leluhur kita pada jaman dulu.

Untuk dampak positif ekonomi, dengan meng-ekspos kebesaran Nusantara akan ber-imbas ke bangkitnya peningkatan perekonomian di daerah yang candi-candinya menjadi bukti kebesaran Nusantara.

Candi-candi itu saat ini tersebar mulai dari Jawa Barat sampai ke Jawa Timur. Sangat disayangkan, mencermati para arkeolog kita hanya menganggap cerita dalam relief-relief tersebut hanya sebatasan kisah Ramayana, Sudamala, dll., sehingga sejarah kisah aslinya tidak pernah dipelajari dan terungkap.

Saatnya untuk generasi muda,kita berhak mengetahui Fakta, betapa luhur dan terhormatnya sebetulnya bangsa kita ini.


Wijayanti Rahayu 🇮🇩




HASIL CIPTA PERADABAN LELUHUR TANAH AIR

Satu²nya bangsa yg bisa menciptakan alat musik dari Logam (Gamelan), (sejak zaman dahulu sudah mahir dlm ilmu seni & tambang). Bangsa Eropa Takjub ,dgn pencapaian Seniman tanah air pendahulu 👍

Saking majunya peradaban Nusantara , Bangsa Jerman mengacungkan 2 Jempol untuk 🇮🇩, terkait Teknik seleksi bahan keris (Batu meteor ) keris & cara Peleburannya dgn suhu 15000°C yg dilakukan para Mpu Nusantara dlm pembuatan Keris, sedangkan di jerman saat ini hanya mampu menghasilkan peleburan logam dgn Panas max 7000°C ,serta tak kalah penting adalah Bentuk Unik dari pada Keris (Diakui UNESCO) , ini adalah salah satu alasan kita wajib bangga dg cipta karya leluhur yg berupa Tosan Aji. 

Mari kita Guyup Rukun untk jaga & lestarikan Peninggalan Para Leluhur Nusantara yg pernah menguasai 2/3 Dunia ,(dijaman Singosari dg Prabu Kertanegara & di jaman Majapait dg Prabu Hayam Wuruk.)
#mputantular #sutasoma #Bhinnekatunggalikatanhanadharmamangrva
#SunanBonang #mpugandring #Bhairawa #mohlimo

Friday, January 14, 2022

ARTI SEBUAH DOA



DOA MAKHLUK : MANUSIA
Ya Tuhanku, berilah aku kesehatan, kepandaian, rejeki yang halal, keteguhan hati, limpahan berkat & rahmatmu. Jauhkan aku dari ujian dan godaan SETAN yang terkutuk.

DOA MAKHLUK : HEWAN
Ya Tuhanku, limpahi aku dengan makanan yang cukup, anak keturunan yang banyak, hutan yang raya sebagai rumah bagi kami semua. Jauhkan kami dari MANUSIA yang terkutuk, yang membunuhi kami dan memisahkan anak dari induknya, menjual organ tubuh kami, mengusir kami dari hutan demi kepentingan mereka sendiri untuk dijadikan perkebunan dan pertambangan.

MALAIKAT DAN SAYA
Malaikat yang ditugasi Tuhan mengabulkan doa mahluknya menyenggol bahu saya sambil berkata : Kalau mas jadi saya, doa siapakah yang harus kita kabulkan terlebih dahulu ??? Manusia sebagai makhluk beriman yang kadang tidak dapat mengendalikan nafsunya menindas makhluk semesta ? Ataukah doa para Hewan yang teraniaya terusir dari tanah tumpah darahnya, dibunuhi demi nafsu keserakahan Manusia ???. Aku terdiam dalam beku ... lama sekali ... sampai sang malaikat kembali berkata, Sudah benar jawabanmu adalah diam ... karena itu hakekat benar sejati, janganlah berucap walau itu satu kata sekalipun ... seperti mereka diluar sana, menepuk dada mengaku lebih hebat dari semua makhluk termasuk malaikat sepertiku. Mereka tidak paham, betapa berat tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan dipundakku ...

Dan kamipun bersama melihat langit luas dipenuhi bintang ... sang malaikat berdoa ... dan aku juga berdoa dalam gaung yang sama ...

TUHAN BERI SEMESTA LIMPAHAN BERKAH DAN KASIH SAYANG, LINDUNGI YANG TERANIAYA DAN HUKUM DENGAN PEDIH MAKHLUK PELAKUNYA ... APAPUN DERAJATNYA ...

Jaya Wijayanti Rahayu

Tuesday, January 11, 2022

MENGAPA ULAMA DIANUGRAHI KASTA TERTINGGI ? ..... KARENA BELIAU BERANI MENGORBANKAN HAKEKAT DIRI SEBAGAI ANUGRAH BAGI SEMESTA.



Pemangku = Ulama = Pendeta = Pastor = Rabi = Brahmana dan banyak lagi gelaran bagi seseorang yang dianggap paham akan ilmu kehidupan dan hukum keTuhanan. 

Para beliau menjadi tumpuan bagi umat yang ingin memahami hakekat kehidupan dan cara yang benar menjalaninya. Sastra Jawa melambangkan bahwa ulama itu bak pohon yang rindang, sebagai tempat berteduh dan beristirahat bagi yang membutuhkannya. Beliau menguasai ilmu hidup berdasarkan ajaran agama yang jadi panutannya, dan punya keikhlasan sangat tinggi berbagi pengetahuan sekalipun yang meminta petunjuk bukanlah satu iman / agama dengannya. Sebab mereka yakin bahwa dirinya adalah alat Tuhan membimbing mahluk yang bingung agar menemukan kembali jalan kehidupannya yang benar. Para beliau bak oase dipadang pasir yang tandus, siap memberikan air kehidupan bagi siapapun yang membutuhkannya. Ilmu pengetahuan ditubuhnya diamalkan dengan penuh kesantunan serta keikhlasan, pantang bagi dirinya menjual ilmu Tuhan yang didapatkannya sebagai anugrah bagi semesta. Damai ditataran lahir maupun batin adalah penanda berhasil tidaknya pengabdiannya di semesta raya.

Tetapi jaman sekarang sangat sulit kita menemukannya , yang hadirnya bak pohon rindang meneduhkan kehidupan dan sumber ilmu pengetahuan. 

Banyak orang mengaku dirinya ulama berbekal gelar yang ditempelkan didirinya sendiri, bukannya membimbing kearah yang benar tapi malah menyesatkan umat dalam keduniawiaan dan menebarkan bibit permusuhan dalam ladang kehidupan. 

Merasa dirinya dan golongannya paling benar, paling berhak atas sorga dikehidupan mendatang.

Menganggap ajaran lain sesat dan pantas dimusnahkan. Berdakwah liar dengan menjual ilmu pengetahuan, hidup mewah bergelimang harta memuja nafsu dunia yang seharusnya dihindarinya. 

Mengobral kata dan berjuta dalil, bahwa ulama pun berhak untuk kaya dengan caranya dan matinya layak masuk surga. 

INI AJARANNYA SIAPA SEBENARNYA ?  Ataukah kalian salah memahami hakekat ilmu sehingga tenggelam dalam gilanya pusaran nafsu pribadi? Bisa juga kalian mewarisi ajaran sesat dari guru yang juga ulama palsu, penebar kehancuran dan racun permusuhan di semesta raya.

SESUNGGUHNYA PERBEDAAN ITU ADALAH ANUGRAH TUHAN ATAS KEHIDUPAN INI, agar kita bisa saling menolong dan melengkapi kebaikan semesta dari sisi yang berbeda. Ketika kalian mengingkari anugrah itu, itu sama dengan mengingkari kehendak Tuhan atas perbedaan itu sendiri dan itu tindakan melawan Tuhan yang tidak akan pernah terampuni. 

Jadilah pandu yang jujur dan santun atas semesta, agar hadirmu menjadi perhiasannya dunia. Ulama itu gelar anugrah semesta, bukannya profesi yang menjual dakwah agama.


Maha Rsi MAUDARA.

Menjadi seorang pemimpin tidak cukup hanya ilmu ketata negaraan, pemimpin harus paham semesta kekuasaannya termasuk suasana hati dan spiritual dari semua mahluk yang bergantung kepada pengayomannya ..... dia harus sempurna kemampuan fisiknya, tajam akalnya dan lapang nuraninya. Bak Matahari perkasa yang menyinari kegelapan semesta ... pesan Maha Rsi MAUDARA Thdp Raja muda Hayam Wuruk.

Beliau disebut Maha Rsi, karena paham hukum semesta (agama), tinggi ilmu ketatanegaraannya dan luwes perilakunya. Tapi ketika ditanya apa sesungguhnya agama beliau ini ? ... beliau tersenyum tipis dan berkata ... biar yang itu urusanku dengan Yang Maha Kuasa. Jabatan beliau selaku Patih dalam pura (kepala rumah tangga istana), turut memperkaya pola berpikir kenegaraan,Maha Rsi MAUDARA Bersama Ratu TRIBHUWANATUNGGADEWI & Mahapatih GAJAHMADA menggembleng Raja muda HAYAMWURUK di Panggih sana.

Dalam budaya Jawa ada 8 pedoman hidup  (dikenal dengan sebutan Hasta Brata, yakni Surya, Chandra, Kartika, Buana, Angkasa, Bayu, Banyu, dan Geni.)

Surya yang berarti matahari memberikan isyarat tentang konsistensi diri. Seperti matahari yang selalu menepati janji untuk selalu bersinar di pagi hari seperti itu pula hendaknya sikap seorang pemimpin yang tak pernah ingkar janji.

Seorang pemimpin juga harus adil, berlaku sama dengan semua orang seperti matahari yang tidak pernah pilih kasih dalam menyinari.

Chandra, memiliki arti rembulan. Seorang pemimpin harus memiliki hati yang lembut, ramah, dan selalu memberikan kenyamanan seperti halnya ketika orang-orang memandang rembulan selalu merasa tentram dan senang.

Kartika artinya bintang. Seperti bintang yang menerangi, pemimpin juga hendaknya selalu dapat memberikan petunjuk, menghilangkan kesesatan dan kebingungan pada orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin juga harus punya visi yang jelas ke depan.

Pedoman berikutnya adalah Buana yang berarti bumi. Seperti bumi yang merupakan tempat berpijak, seorang pemimpin harus punya pendirian yang kuat sehingga rakyatnya memiliki pedoman dan panutan yang kokoh.

Angkasa yang luas memiliki arti bahwa seorang pemimpin harus selalu berlapang dada.

Bayu yang berarti angin memberikan pengertian bahwa pemimpin mampu mendatangkan kesejukan dan menyegarkan,

Dalam pedoman Jawa juga dikenal dengan Banyu yang berarti air. Seorang pemimpin harus dapat memotivasi untuk selalu tumbuh. 

Sedangkan Geni yang artinya api berarti pemimpin harus berani dan tegas dalam mengambil keputusan.




Jaya Wijayanti Rahayu,,,


Monday, January 10, 2022

PANJI MERAH PUTIH (GULA KELAPA) MAJAPAHIT


Banyak yang kurang paham, kira-kira seperti apa Panji Gula-Kelapa Majapahit yang kemudian diadopsi menjadi bendera Merah-Putih oleh negara Indonesia Modern.

Bentuknya bukanlah kotak seperti bendera masa kini, tetapi lebih kepada umbul-umbul atau panji. Bentuk tersebut terekam dalam "Pataka Nagari Wilwatikta". Sebenarnya Majapahit sendiri mewarisi ini dari para pendahulunya, saya bahkan berpendapat warna merah-putih ini telah digunakan sejak ribuan tahun lampau oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara (sebelum Majapahit), walaupun dengan kombinasi dan bentuk beragam.

Mengapa saya angkat jadi tema status malam ini, konon menurut cerita di masa lalu : ketika terjadi "Pergolakan Politis yang bisa membahayakan kawasan, panji ini selalu di kibarkan oleh mereka yang memiliki Nasionalisme tinggi, guna menandai pembawanya adalah ksatrya bagi kawasan Nusantara. Ditengah kondisi Indonesia modern saat ini yang juga diterpa berbagai ujian baik itu Korupsi, Disintegritas dan lainnya, maka ada gunanya bila kita membuat kembali Panji Kebesaran Nusantara ini guna melawan semua penyakitnya Negara.

Jadi yang merasa anak turun Majapahit, bikin saja duplikatnya. Jadikan kebanggaan pribadi sekaligus penanda bahwa kalianlah yang akan membela negeri ini ketika ada pihak yang berani mengacaukannya.

Jaya Wijayanti Rahayu..

Saturday, January 8, 2022

IKHTIAR MAKSIMAL DAN DOÀ

Usaha yang diimbangi permohonan kepada Tuhan merupakan sarana pendukung kita dalam proses meraih kebahagiaan hakiki.Sadari, bahwa setiap tindakan / kegiatan harus selalu dimulai dari TUJUAN.Dalam hal ini tujuan kita adalah meraih KEBAHAGIAAN. Jika tujuan sudah kita niatkan, maka kita bisa menetapkan PRIORITAS. Tentu Prioritas yang bisa memberikan kontribusi dan selaras dengan tujuan kita,kemudian BERIKHTIAR untuk mencapai ke arah itu.

Bisa dibayangkan jika kita menjalani hidup ini tanpa tujuan seperti layaknya layang² putus tertiup angin. Dengan analogi lain, seperti : jika kita naik TAXI tanpa tahu tujuan ,berputar-putar keliling kota sementara argo harga bertambah terus. Argo harga di sini kita anggap seperti umur kita yang terus bertambah.

Setiap individu berbeda-beda dalam menentukan prioritas, tapi kita mempunyai indikator dalam Qolbu yang akan mengirim signal. Jika Qolbu ini tidak nyaman berarti ada yang salah dengan tindakan yang kita ambil. Jika kita renungi ,indikator berupa ketidaknyamanan Qolbu tersebut seakan memberi tahu bahwa tindakan / sikap melanggar aturan main NYA ("...dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya." ~ An-Naazi'aat 79 : 40-41). Atau,"....Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu . Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal² yang diwajibkan -NYA." Lukman 31 : 17.

Ada pepatah Bijak, " Walaupun ombak bergulung-gulung dan badai bergelora di permukaan laut,tapi air di dalamnya tetap tenang. Begitu juga kehidupan manusia. Orang yang memiliki tujuan hidup pada kenyataan yang lebih luas dan teguh tidak tergoyahkan oleh apa pun yang terjadi . Perubahan dunia yang dari waktu ke waktu mengombang-ambing tujuan hidupnya ,seolah-olah tidak ada artinya sama sekali baginya. Orang yang sungguh² patuh beragama dan teguh imannya, tidak akan pernah merasa gentar dan selalu memiliki ketenangan jiwa. Setiap saat ia siap menghadapi fakta demi fakta dengan tabah dan tenang."

Dòa merupakan bentuk energi kuat yang bisa dihasilkan manusia. Saat berdòa, kita menghubungkan diri dengan Tuhan,untuk memohon kekuatan dan memenuhi kebutuhan jiwa. Ketika berdòa,kita menyerahkan seluruh kesulitan(permasalahan) kepada Tuhan. Ini berarti kita tidak sendirian.

"Janganlah kamu memohon kepadaku sesuatu yang kamu tidak mengetahui Hakikatnya." ~ HUD 11 : 46.
"Ya Tuhan, berikanlah kami kebaikan di dunia & kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." Al-Baqarah 2 : 201.

Agar hati ini tetap terjaga tenteram,kita pun harus bijaksana dalam berdòa. Sebaiknya kita tidak memohon sesuatu yang kita tidak tahu hakikatnya. Memohonlah untuk diberi kekuatan dalam menghadapi Hukuman² dari NYA dan kenyamanan Qolbu - bukan memohon kenyamanan fisik atau kesenangan.

Jika kita memohon untuk kesenangan atau kenyamanan fisik, kebahagiaan hakiki tidak akan didapat. Karena kebahagiaan hakiki letaknya di dalam Qolbu bukan diluar diri. Jadi rasanya tidak cocok kalau kita berdòa minta materi banyak supaya bahagia. Karena Qolbu tidak memerlukan materi.

Sebagai ilustrasi sederhana,misalnya ada seorang bawahan saya yang sangat berterimakasih karena kebaikan saya. Dia mengatakan" apapun yang Bapak minta akan saya penuhi". Tentunya kita mengukur kemampuannya. Tidak mungkin saya meminta mobil baru buatan Eropa kepadanya. Permintaan saya kepadanya kemungkinan adalah ," selesaikan saja pekerjaanmu dan lakukan semua dengan lebih baik lagi". Begitu pula jika seorang miliarder atau konglomerat yang berterimakasih atas jasa yang sudah saya lakukan untuknya dan menawarkan hal yang sama , " Apapun yang Bapak minta akan saya penuhi. Sebutkan saja."saya juga akan mengukur dan meminta sesuatu yang bisa dia lakukan. Karena ini kesempatan untuk saya,tidak mungkin saya hanya meminta sebatang cokelat,berarti saya menganggap rendah konglomerat itu. Mungkin saya akan meminta mobil baru atau meminta jabatan untuk mengelola salah satu perusahaannya.

Ilustrasi di atas hanya menggambarkan apakah kita termasuk orang bijak dalam meminta sesuatu, dengan mengukur kemampuan sang pemberi. Nah , bagaimana dengan permintaan atau dòa kita kepada Tuhan? Mengapa kita tidak meminta yang paling istimewa dan yang tidak bisa dilakukan dan diberikan manusia? Mari kita meminta kebahagiaan Hakiki.

Kesimpulan dari gambaran diatas adalah :

- Kesadaran bahwa hidup di dunia ini adalah menanggung Hukuman dari leluhur ( Nabi ADAM) . Apapun hukuman yang diberikan Tuhan pasti mengandung hikmah atau karunia yang muncul setelah kita sabar menjalani dengan ikhtiar.

- Tuhan tidak akan menganiaya hambanya, semua hukuman yang diberikan sesuai dengan kemampuan kita. Jadi dengan bekal keyakinan,kita pasti sanggup melalui semua Hukuman-NYA , asal mau berpikir dan mengubah persepsi dengan sudut pandang / kesadaran spiritual. Tuhan tidak akan ingkar janji, Tuhan Akan memberikan kebahagiaan Hakiki jika kita menyadarinya.

- Agar Qolbu tetap terjaga ketentramannya,alangkah baik² nya jika kita berdòa dengan KESADARAN sehingga kita tidak memohon kepada-NYA dengan sesuatu yang kita tidak tahu HAKIKATNYA. Karena hanya Tuhan yang tahu apa yang kita butuhkan dan Tuhan tidak memberi apa yang kita inginkan.


Verba Volant Scripta  Manent,
Ora èt Labora





Sunday, January 2, 2022

Se rendre utile (acceptation totale)

Quand nous revenons sur le parcours de nos vies il y a quelques années, nous rencontrerons des choses qui nous rendent "mal à l'aise", c'est ce qui s'est passé et nous ne pouvons pas changer la situation. Mais nous avons le choix, acceptez-le comme une réalité incontournable ou le rejeter. Si nous choisissons ce dernier, cela signifie que nous allons tomber ou vivre dans une agitation constante. Comme l'exemple ci-dessus, à propos de ma meilleure amie avec son examen.

Si vous continuez à demander "pourquoi ce désastre lui est-il arrivé ?"  et que vous lui protestez également.
"Pourquoi êtes-vous soumis à des tests continus et répétés ? " Vous pouvez imaginer à quel point sa vie empire.

Mais si nous pouvons réaliser que toutes les calamités sont bonnes et certainement ce dont nous avons besoin à ce moment-là, nous nous rendrons et automatiquement nous pourrons être patients et sincères face à toutes les épreuves.

Dieu soit loué, avec les croyances qu'il a et en tirant les leçons de ce qui lui est arrivé, mon ami a pu se relever et être fort. Ce n'est pas facile et aussi rapide que d'appuyer sur le bouton « clic » ou de claquer des doigts pour pouvoir se rendre et être sincère. Bien sûr, cela nécessite un processus de réflexion.

L'abandon, c'est abandonner toute son âme à Dieu avec la pleine confiance qu'il est le plus saint et le plus souverain, choisissant sûrement le meilleur pour les humains.

Abandonner n'est pas ignorer les efforts et accepter passivement, mais plutôt essayer au maximum et ne jamais abandonner.

La personne qui se rend, accepte sincèrement toutes les dispositions (que ce soit un désastre ou une bénédiction) que Dieu a choisies pour elle, croit qu'elle est la plus miséricordieuse et la plus miséricordieuse, ne pourra pas agir arbitrairement ou persécuter ses semblables.

Se rendre demande une mentalité positive, qui doit toujours être préjudiciable envers Dieu. Comme autre exemple simple, il y a l'histoire d'une mère qui aime beaucoup son enfant. Pour le bien de son fils, il a demandé au médecin de lui injecter le vaccin vaccinal. Les actions de la mère seront certainement très douloureuses pour son enfant.Mais pour le bien de son enfant, la mère a été forcée d'avoir le cœur de le faire. De même, Dieu donne un inconvénient même douloureux pour le bien de son serviteur.

Parfois, Dieu donne des catastrophes pour que les humains puissent prendre des leçons. Dieu interdit aux humains de toujours suivre leurs passions uniquement pour le bien des humains eux-mêmes. C'est un exemple de la façon dont Dieu travaille.

D'après la description ci-dessus, il semble qu'il n'y ait en effet pas d'autre choix pour les humains que d'être SR que les événements qui, selon l'œil humain, sont beaux, ne sont en réalité pas nécessairement bons pour le créateur. Et vice versa, un événement que nous ressentons mal ou désagréable n'est pas nécessairement mauvais aux yeux de Dieu. L'expérience a prouvé que derrière les mauvais événements, il y a des leçons ou des leçons précieuses.

Si nous avons un désastre et que nous ne pouvons pas nous rendre, alors nous perdrons. Parce que la catastrophe arrive encore, alors que nous n'obtenons pas ce vrai bonheur.

L'indicateur de capitulation est l'absence d'inquiétude, d'inquiétude, de tristesse ou de déception.

À titre d'illustration, il y a une vieille histoire de l'Inde ci-dessous :

Un prince a été touché par une flèche empoisonnée en plein cœur. Le médecin est immédiatement venu le soigner. Mais avant que le guérisseur ne le traite, le prince ordonna " essayez de me dire quel genre de poison se trouve dans cette flèche".

Après que le poison ait été identifié et que le prince ait été informé, une autre commande a été entendue : "Dites-moi de quel type de matériau ces flèches sont faites". Après avoir été informé du type de matériau utilisé pour fabriquer les flèches, le prince a demandé à nouveau. "Qui a fabriqué les flèches ? "

Pendant ce temps, le poison de la flèche s'était répandu dans tout son corps. L'état du prince s'est affaibli, mais a continué à demander au guérisseur : "Avant de commencer, je dois découvrir qui m'a fait cela et amener cette personne ici pour que je puisse demander qui l'a envoyé ".

Le prince a demandé à son conseiller d'être convoqué, et le prince a dit "J'ai besoin de savoir pourquoi cela m'est arrivé". Peu de temps après, le prince est mort avec la flèche toujours plantée dans son cœur."


La leçon qui peut être tirée de l'histoire ci-dessus est que même si vous êtes un leader de haut niveau, ne suivez jamais trop votre ego pour ne pas accepter la calamité ou le fait. Plus nous cherchons et demandons pourquoi des malheurs ou des faits nous arrivent, pire nous sommes. Pourquoi n'acceptons-nous pas d'abord sincèrement la catastrophe ou le fait, puis essayons ou prenons des mesures pour surmonter les obstacles ou les difficultés.

"VERBA VOLANT SCRIPTA MANENT VELOX èt EXACTUS"

Sincères Amitiés,




Saturday, January 1, 2022

Some type of tragedy or hardship in life

Some people assume that life's difficulties are negative in meaning, so the less difficulties we encounter may seem to improve our way of life. Though the fabric of design not only has the potential to be good but also strengthens us every day. Even erik weihenmayer - who was blinded at a young age for retinal weakness but is now a blind athlete who has successfully climbed seven high mountaintops in the world saying: "get into the storm.
Rather than avoid or reject the difficulties of life, it is better to go in and accept them, which then triggers us to strategize against those difficulties."
Many perspectives emerged from the foregoing facts. If we look at it from a visible Angle of truth, the heart will be crushed to the ground. Admittedly, the momentary loss of husband, child and material things is not easy to accept. The trials are relentless. There was a sliver of despair, of anger and of questioning him why it all happened. Happens to her,, "Why me?" and "What else?"
It takes the sincerity of the soul to tweet existing realities and requires a clean heart (Kalbu) to prejudice him well in order to capture the message that he is trying to convey. It is absolutely necessary for a spiritual perspective to attain consciousness. Even with that self-awareness, it could answer all kinds of legitimate questions
("Why me and What else"?)
There is a llahi confidence that we can feel and can use
As a shield. - (below are some other faiths
That can be used to help reach consciousness so as to finally feel grateful for his test if
More accurately.)

So we have to accept the difficulties of living freely and try to work out a strategy for dealing with difficulties without becoming frustrated, stressed, and so on, single
Say, how to keep this heart or kalbu's happy war
Though life's hardships come our way.
For example, after visiting the United States, madame Theresa relates: "The poorest place in the world is not Calcutta but here it is because even if you have everything, you actually have nothing. "That may be true because a number of poor people who suffer constantly can be generous and happy. While those whose lives are not deprived in material things suffer from the inside. The difficulties of life can make us richer, while the failures of living difficulties can separate us.

How are we dealing with this tragedy? Perhaps our perception of lifelong tragedies that we have lived is of a lifetime of personal tragedies that we have lived is something bad and negative. Such as a disease devoted to our bodies, depressed, neglected by a mate, cheated, fired from work, had no regular income, deranged children, and so on whose core was not se
Custom with self-interest or ego. Is it really like that?
There's nothing good or bad, but a way of thinking
We'll make it that way. "~ William Shakespeare

One scholar said: "god wants all mankind to go to heaven. He wreaks havoc on people. For if the calamity is not given, then men are not able to take lessons."
One of my best friends recently got a test from
His incredible. Her marriage is over, her husband men.The divorce for "outside factors" to satisfy "pleasures.
Self alone. Not finished fixing her broken heart, my friend had to face another decree from her, and she had to bid farewell to her young daughter before the creator. It was clear she was struggling hard to fight back and rise from her sorrow. Plus, she has to twist her brain trying to make a living to feed her child.

Many perspectives emerged from the foregoing facts. If we look at it from a visible .Angle of truth, it will be crushed. Admittedly, the momentary loss of husband, child and material things is not easy to accept. The trials are relentless. There was a sliver of despair, of anger and of questioning him why it all happened.

Happening to him, "Why me?" and "What else?"
It takes sincerity of the soul to tweet existing reality and it takes a clean character to reflect well on him to capture the message he wants to deliver. It is absolutely necessary for a spiritual perspective to attain consciousness. Even with self-awareness, it can answer all the types of questions that were raised earlier ("Why me and What else"?)

There is a divine confidence that we can feel and can use As a shield. - (below is some llahi confidence.That can be used to help reach consciousness so that it can finally feel gratitude for his test if More accurately.)

If we look further, according to the holy book of the Qur 'an and the hadith: disaster is a divine warning of a human offense against his rule. It is also a fading away of SINS and trials for righteousness in the eyes of the Lord.
These are explained in the holy book of the Qur 'an among other things:

".....Discovery What sort of calamity is having come upon you because of your own prophesying....." Asy-shuura (42): 30

"It is because of the work of your own hands. "For a certainty god does not molest his servant." -al
Anfaal (8): 51

"Surely god does not make a decision, except it will do him good." Hadith Ibnu Hibban

"For my glory and glory, I will not deaden my servant for whom I will do good unto him, that I absented the SINS he once committed through the pains of his body, the loss of his possessions, and the death of his son. "And now, if there is sin yet upon him, I am hardened unto him the fatness of death, that he should come to me as he was when he was born from his mother's womb. And for my glory and glory I will not deaden my servant whom I have set bad upon him, that I blot out his good works through his health (never sick), increase in his possessions, and increase in his children; and if there be any goodness yet, I alleviate him the death of death that he appeared before me in his own state of "- Hadith Qudsi.

"I test people with convenience and security
Buffet. ~ al-anbiya (21): 35; Al-a 'raaf (7): 168

In essence, all his decrees for us - including calamity - must either have good or nothing bad. Disaster is an expression of his affection for all humans. In this case, whether we are able to read and tap into his serenity or not.

"When god gives you favor, you feel his goodness. And when god gives you grief, he really wants to teach you a lesson.

"For a certainty god did not act wickedly upon men, but it was the man who did the despotism of himself." ~ Yunus (10): 44 

"For a fact god hath not afflicted a man as great as zarrah" ~ an-nisaa" (4): 20

"You may hate something, when it is very good for you and may like something, although it is very much Bad for you. God knows when you don't know"~ al-baqarah (2): 216

"....Surely after adversity there is ease." -al.
Inshirah (94): 5-6

Thus, the best attitude toward disaster is to accept it (total apathy) or surrender yourself. Realized that the road to the highest position was accomplished through the difficulties of life. So use the tragedies or difficulties of life as powerful opportunities to improve or make them glow.