Pemangku = Ulama = Pendeta = Pastor = Rabi = Brahmana dan banyak lagi gelaran bagi seseorang yang dianggap paham akan ilmu kehidupan dan hukum keTuhanan.
Para beliau menjadi tumpuan bagi umat yang ingin memahami hakekat kehidupan dan cara yang benar menjalaninya. Sastra Jawa melambangkan bahwa ulama itu bak pohon yang rindang, sebagai tempat berteduh dan beristirahat bagi yang membutuhkannya. Beliau menguasai ilmu hidup berdasarkan ajaran agama yang jadi panutannya, dan punya keikhlasan sangat tinggi berbagi pengetahuan sekalipun yang meminta petunjuk bukanlah satu iman / agama dengannya. Sebab mereka yakin bahwa dirinya adalah alat Tuhan membimbing mahluk yang bingung agar menemukan kembali jalan kehidupannya yang benar. Para beliau bak oase dipadang pasir yang tandus, siap memberikan air kehidupan bagi siapapun yang membutuhkannya. Ilmu pengetahuan ditubuhnya diamalkan dengan penuh kesantunan serta keikhlasan, pantang bagi dirinya menjual ilmu Tuhan yang didapatkannya sebagai anugrah bagi semesta. Damai ditataran lahir maupun batin adalah penanda berhasil tidaknya pengabdiannya di semesta raya.
Tetapi jaman sekarang sangat sulit kita menemukannya , yang hadirnya bak pohon rindang meneduhkan kehidupan dan sumber ilmu pengetahuan.
Banyak orang mengaku dirinya ulama berbekal gelar yang ditempelkan didirinya sendiri, bukannya membimbing kearah yang benar tapi malah menyesatkan umat dalam keduniawiaan dan menebarkan bibit permusuhan dalam ladang kehidupan.
Merasa dirinya dan golongannya paling benar, paling berhak atas sorga dikehidupan mendatang.
Menganggap ajaran lain sesat dan pantas dimusnahkan. Berdakwah liar dengan menjual ilmu pengetahuan, hidup mewah bergelimang harta memuja nafsu dunia yang seharusnya dihindarinya.
Mengobral kata dan berjuta dalil, bahwa ulama pun berhak untuk kaya dengan caranya dan matinya layak masuk surga.
INI AJARANNYA SIAPA SEBENARNYA ? Ataukah kalian salah memahami hakekat ilmu sehingga tenggelam dalam gilanya pusaran nafsu pribadi? Bisa juga kalian mewarisi ajaran sesat dari guru yang juga ulama palsu, penebar kehancuran dan racun permusuhan di semesta raya.
SESUNGGUHNYA PERBEDAAN ITU ADALAH ANUGRAH TUHAN ATAS KEHIDUPAN INI, agar kita bisa saling menolong dan melengkapi kebaikan semesta dari sisi yang berbeda. Ketika kalian mengingkari anugrah itu, itu sama dengan mengingkari kehendak Tuhan atas perbedaan itu sendiri dan itu tindakan melawan Tuhan yang tidak akan pernah terampuni.
Jadilah pandu yang jujur dan santun atas semesta, agar hadirmu menjadi perhiasannya dunia. Ulama itu gelar anugrah semesta, bukannya profesi yang menjual dakwah agama.
No comments:
Post a Comment