Monkey business merupakan salah satu penipuan keuangan berbasis spekulasi harga maupun proyeksi keuntungan,
Bila merujuk pada pengertian yg diberikan oleh Cambridge Dictionary, monkey business adalah sebuah perilaku tidak jujur atau ilegal. Monkey business juga dapat didefinisikan sebagai salah satu strategi bisnis kotor yg digunakan untuk memperkaya diri sendiri dgn cara meningkatkan keuntungan meski dgn cara penipuan.
Bagaimana cara kerja monkey business ini?
Analoginya demikian ;
Suatu ketika di sebuah desa, seorang pria datang lalu mengumumkan kepada warga bahwa ia akan membeli monyet liar dari warga dgn harga masing-masing 100 USD.
Penduduk desa tersebut pun lantas mencari & mulai mengumpulkan monyet liar yg memang banyak jumlahnya & menjadi hama di lingkungan tersebut. Penduduk desa pun menjual monyet-monyet tadi kepada pria itu dgn harga sesuai kesepakatan awal yaitu 100 USD.
Sementara persediaan monyet di desa itu mulai berkurang, pria itu pun datang lagi & mengatakan kepada penduduk desa bahwa ia akan membeli lagi masing-masing monyet dgn harga 250 USD.
Hari berikutnya Si Pria meningkatkan penawarannya & mengatakan akan membeli masing-masing monyet dgn harga 500 USD. Namun, saat itu penduduk desa sudah semakin sulit menemukan monyet liar karena sudah banyak terjual kepada pria tadi.
Suatu ketika pria tersebut harus pergi ke desa & proses jual beli pun ia serahkan kepada asistennya yg akan membeli monyet-monyet tersebut.
Saat transaksi berlangsung, asisten pria tadi justru memberi penawaran baru bagi para penduduk. Ia mengatakan bahwa ia akan menjual semua monyet yg ada di kandang dgn harga 250 USD, & nantinya penduduk bisa menjual monyet itu kepada pria tadi saat ia kembali ke desa tersebut dgn harga lebih tinggi, yaitu 500 USD.
Penduduk desa pun tergoda dgn iming-iming laba yg besar & mulai mengumpulkan tabungan untuk membeli kembali monyet-monyet liar yg dulunya telah mereka jual kepada pria tadi. Sayangnya, setelah penjualan terjadi, pria tadi beserta asistennya tidak pernah terlihat kembali ke desa & penduduk desa akhirnya merugi.
Monyet liar kembali banyak di desa itu, sementara penduduk desa sudah telanjur kehilangan uang mereka karena menjual & membeli monyet-monyet yg mereka cari sendiri itu.
Analogi di atas dapat terlihat bahwa iming-iming mendapatkan laba yg besar membuat penduduk desa rela melakukan panic buying untuk membeli kembali monyet yg telah mereka tangkap untuk dijual kembali. Padahal, mereka sebenarnya telah tertipu dgn strategi penawaran yg dilakukan oleh pria beserta asistennya tersebut.
Mengapa monkey business dapat terjadi?
Menurut Prof. Psycology dari Yale University, Laurie Santos, dalam berbagai eksperimen umumnya psikologis monyet & manusia memiliki kecenderungan yg sama dalam menghadapi risiko atau kerugian. Hal ini yg membuat adanya pikiran dgn dorongan untuk mengambil risiko kerugian yg lebih besar hanya untuk kesempatan atau potensi yg lebih besar pula.
Hal ini dapat dimisalkan ketika harga saham jatuh atau harga rumah terjun bebas. Beberapa orang akan mengharapkan keuntungan, namun beberapa lainnya memilih berhati-hati. Beberapa yg lain akan mengambil banyak risiko. Sedangkan di sisi lain, seorang pemegang saham berspekulasi bahwa harga saham itu akan naik lagi, dgn alasan enggan kehilangan.
Banyak orang ingin menabung, tetapi tindakan mengambil uang dari gaji untuk ditabung bisa terasa seperti kerugian. Hal ini lantas dapat mendorong seseorang untuk enggan menabung, padahal kita tahu bahwa sebenarnya seseorang itu bisa & mampu menabung dgn besaran gajinya. Keputusan-keputusan manusia tentang uang ini seringkali tampak irasional & dapat menyebabkan keputusasaan.
Laurie Santos menyebut hal ini sebagai monkeynomics.
Lantas, mengapa hal ini dapat mendasari seseorang terjebak dalam monkey business? Jawabannya tentu bersumber pada satu hal, spekulasi. Pertama, orang akan terdorong untuk mengambil keuntungan dgn risiko besar tetapi tampak lebih nyata & cepat terjadi. Kedua, seseorang tidak akan sadar bahwa mereka sedang terjebak dalam suatu sistem karena proyeksi mereka akan keuntungan umumnya membuat perilakunya sulit diprediksi.
Secara umum, kecenderungan untuk menguntungkan diri sendiri & setelah itu lari sambil meninggalkan kerugian pada orang lain adalah perilaku utama dari monyet. Di mana ia akan lari ketika telah mendapatkan keuntungan, dalam hal ini seperti misalnya makanan & sebagainya. Sedangkan di sisi lain terdapat orang-orang yg seringkali tidak mampu berpikir rasional saat mendapat tawaran bisnis dgn keuntungan instan.
Contoh fenomena monkey business di kehidupan nyata,
Monkey business menyasar orang-orang awam yg tidak memahami spekulasi ekonomi & amat berorientasi pada keuntungan;
Fenomena monkey business dapat ditemukan dalam kehidupan nyata. Beberapa contoh praktik monkey business itu antara lain adalah sebagai berikut:
Fenomena gelombang cinta
Masih ingat fenomena tanaman raksasa Gelombang Cinta? Sekitar tahun 2006 hingga 2008, tanaman yg satu ini sangat populer di tengah masyarakat. Tak hanya itu, harganya pun dibanderol dengan nilai hingga ratusan juta rupiah untuk satu pot tanaman.
Banyak orang menyangka bahwa tanaman hias ini bisa jadi salah satu investasi jangka panjang. Akan tetapi, kini harganya turun drastis. Silahkan cek di marketplace, harga tanaman tersebut berada di kisaran puluhan hingga ratusan ribu rupiah saja saat ini.(per 2022)
Batu akik
Sekitar tahun 2015 hingga 2016, masyarakat kembali dibuat kaget dgn harga batu akik yg melambung tinggi hingga mencapai jutaan rupiah untuk satu cincinnya. Bahkan, di beberapa wilayah banyak bermunculan sentra batu akik yg menjual beragam batu hias tersebut. Kini, bila anda kroschek di berbagai situs jual beli online, harga batu akik ada di angka puluhan hingga ratusan ribu saja.
Tanaman janda bolong
Tak cukup sampai di sana, fenomena monkey business kembali muncul di tahun 2019 hingga 2020 lewat tanaman hias janda bolong. Tanaman yang memiliki nama latin Monstera adansonii variegata ini memang merupakan tanaman hias unik karena bagian daunnya berlubang.
Saat tanaman ini viral, harga satu tanaman janda bolong bisa mencapai Rp 90 juta & bisa mencapai Rp 120 juta untuk jenis tanaman janda bolong Monstera Obliqua. Tak sedikit masyarakat yg berlomba untuk berburu tanaman ini, hingga membelinya untuk sekadar investasi. Namun tentu saja, pola bisnis musiman ini tidak memiliki stabilitas harga yg baik, & cenderung turun drastis dalam waktu singkat.
Ikan Louhan
Masih dari era tahun 2000-an, geliat ikan hias merajai pasar hewan hampir di seluruh Indonesia. Saat itu target pasar dari gejolak bisnis ikan hias ini menyasar hampir seluruh lapisan generasi, dari anak-anak hingga orang dewasa. Di antaranya adalah meningkatnya permintaan terhadap ikan Louhan. Ikan Louhan pernah menjadi komoditas berharga tinggi dengan pengelolaan khusus serta muncul gengsi untuk memajang ikan ini di restoran maupun pertokoan kala itu membuat harganya melambung tinggi.
Tokek
Hewan tokek yang umum ditemui di rumah-rumah penduduk ini pernah menjadi primadona & tren bisnis yg cukup absurd menjelang tahun 2010. Dilansir Kompas.com, kasus monkey business terkait Tokek ini pun menyasar berbagai desa di NTT. Di mana pernah ada warga Desa Daleholu di Kabupaten Rote Ndao sibuk mencari Tokek karena ada kabar bahwa harga tokek mencapai Rp 30 juta untuk ukuran tiga ons.Saat itu kabar tentang harga tinggi Tokek juga didukung dengan kabar lain seperti Tokek bisa menjadi obat tumor, gatal-gatal, hingga HIV/AIDS. Nahasnya, di beberapa tempat kasus ini justru memicu tingginya nyamuk demam berdarah dan menyebabkan peningkatan jumlah pasien DBD saat itu.
Burung Lovebird
Yang satu ini masih terjadi setidaknya hingga tahun 2014 lalu. Kabar tentang burung lovebird yg diburu kolektor & ditawar dgn harga tinggi membuat hewan ini dirawat bak perhiasan hidup oleh beberapa pemiliknya. Tak jarang berita tentang pencurian burung lovebird juga tersiar dari hari ke hari. Beberapa jenis lovebird memang dikenal jagoan dalam hal berkicau, hal ini yg menjadi modal untuk meningkatkan harga burung ini hingga berkisar belasan hingga puluhan juta.
Arisan berbasis aplikasi
Contoh monkey business yg belakangan lebih melek teknologi adalah arisan berbasis aplikasi. Arisan ini umumnya tersebar dari keluarga ke keluarga dgn bentuk aplikasi tertentu.Seseorang yg menjadi Member mendapat iming-iming bunga Fantastis setelah menanamkan uang arisan dalam jangka waktu beberapa bulan. Dengan metode dari mulut ke mulut & memiliki bukti fisik berupa aplikasi dgn data tertentu di dalamnya, arisan ini umumnya tidak memberi kabar lagi setelah mendapat beberapa “investor” dalam jumlah tertentu.
Aplikasi Trader fiktif
Hampir serupa dengan arisan online, aplikasi trading fiktif juga umum ditemui lewat iklan maupun berbagai langkah meyakinkan dari para sales mereka. Aplikasi ini memiliki sistem untuk menghasut calon pelanggan secara persuasif untuk berinvestasi lewat aplikasi tersebut dgn beberapa syarat & proyeksi keuntungan tertentu. Namun, seperti umumnya trading bodong, aplikasi ini nyata-nyatanya tidak terdaftar resmi sebagai fasilitator trading, alih-alih menguntungkan, aplikasi ini justru membuat rugi para investor.
Key Learning point dari fenomena monkey business.
Monkey business mengajarkan kita untuk bersikap skeptis terhadap peluang ekonomi secara holistik;
Hal utama yg dapat diambil dari fenomena monkey business adalah sikap kritis & skeptis terhadap berbagai tawaran pengembangan keuangan lewat berbagai produk atau metode. Monkey business bisa menjebak seseorang dgn iming-iming keuntungan tinggi yg sebenarnya hampir tidak masuk akal jika dilihat dari logika ekonomi. Hal ini dapat dimisalkan dari contoh bunga investasi yg besar, atau lonjakan harga yg tidak masuk akal.
Hampir semua komoditas ekonomi di pasaran memiliki kecenderungan naik atau turun secara perlahan. Jadi, jika ada kenaikan drastis dalam waktu singkat maka bisa diprediksi bahwa kenaikan itu hanya disebabkan oleh tren sesaat & akan turun dalam waktu singkat pula. Untuk itu, sebagai spekulan atau pelaku ekonomi kita harus waspada & banyak memperhitungkan risiko daripada terbutakan oleh proyeksi keuntungan semata.
Perlu diketahui bahwa kenaikan harga yg tidak wajar untuk beberapa komoditas ini dikarenakan permainan spekulan yg menggoreng harga sehingga menjadi mahal & langka. Selain itu, dampak dari monkey business adalah kerugian yg mungkin dialami oleh pedagang.
Peneliti LIPI, Yuzammi mengatakan bahwa harga-harga tersebut tidak masuk akal & banyak masyarakat salah menilai tentang tanaman tersebut. Terlebih karena tanaman ini bukan tanaman langka & bisa didapatkan dgn mudah. Sehingga dengan begitu, ada baiknya saat menghadapi fenomena monkey business ini seseorang tidak turut terbawa histeria dgn melakukan pembelian komoditas yg memang sedang naik harganya.
Terkecuali, apabila anda memang memiliki hobi untuk memelihara atau menjadi kolektor komoditas tersebut, maka tidak ada salahnya untuk membelinya, Namun, tetap pastikan keputusan untuk membeli itu sudah didasari atas pertimbangan yg matang. Jika tdk yakin untuk membeli, lebih baik gunakan uang anda untuk menabung atau berinvestasi ke hal-hal lain yg lebih memiliki prospek ke depannya.
NB.Dengan Gadget, Beritakan Yg Bermanfaat,
Untuk menghargai Umur Taburlah Hal² yg Baik.
Regards,
R.Arif Yovi Sutoyo,M.H,MPA,Ph.D
-Vice Director IV Pejaten & Lecturer Kajian Stratejik STIN
-Diplomat hub. kerjasama Kemenlu RI
-Dewan Pembina Ikatan Saudagar Muslim Se Indonesia.
-CEO MUNCUL JAYA GROUP
-CEO BHARADIKA GROUP
-Vice Director MASPION GROUP
No comments:
Post a Comment